Ketika sedang berbicara tentang makanan khas Malang, pasti apel menjadi salah satu yang terpikirkan. Wajar saja, sebagai kota apel di Indonesia, Malang memang memiliki ragam jenis makanan khas berbahan dasar apel yang pastinya menarik untuk dinikmati. Atau, kamu juga bisa membeli buah apel segar dan mengolahnya di rumah jika lebih suka berkreasi sendiri di rumah.
Namun, tahukah kamu bagaimana sejarahnya hingga Malang bisa menjadi kota Apel? Penasaran? Yuk cari tahu dalam artikel ini!
Sejarah Malang Menjadi Kota Apel
Meskipun Malang yang menjadi kota apel, tetapi ternyata awal mula kedatangan buah ini di Indonesia bukanlah ke kota Malang, melainkan Pasuruan, pada tahun 1930. Kemudian pada tahun 1934 barulah buah ini mulai didatangkan dari Australia ke Malang. Pohon ini pertama kali ditanam sebanyak 20 varietas di Desa Tebo Pujon, Kabupaten Malang.
Pada saat itu, hanya petani dari Belanda yang bisa menanam pohon ini. Sementara masyarakat Indonesia hanya bertugas sebagai kuli tanpa bisa menikmati hasil panen tersebut. Bahkan buah ini dijadikan simbol kemakmuran bagi orang Eropa kalangan atas.
Ketika Indonesia diduduki oleh Jepang, pohon apel kemudian mulai terbengkalai dan tidak terurus. Sebab petani Belanda sudah tidak lagi di Indonesia dan meninggalkan lahan pertaniannya begitu saja. Kemudian pertanian apel tersebut akhirnya diganti menjadi kebun jarak sebagai bahan pelumas untuk mesin dan kendaraan Jepang.
Pada tahun 1950-an, pertanian apel kembali mendapatkan kejayaannya. Kota Malang dan Pasuruan Jawa Timur berhasil menjadi sentra produksi apel di Indonesia. Pertanian apel di kota ini terus tumbuh dengan pesat dengan bertambahnya jumlah pohon yang ditanam sehingga hasil produksinya terus meningkat. Namun hasilnya belum maksimal karena caranya yang masih tradisional. Pada tahun 1960-an barulah hasil produksinya membaik setelah ditemukan cara yang lebih efektif dan efisien dalam menanam apel.
Di tahun 1970-an, pertanian ini mendapatkan masa kejayaannya. Sebab Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika memiliki koleksi plasma nutfah sekitar 73 varietas apel. Kualitas dan kuantitas produksi apel juga terus meningkat setiap tahunnya.
Namun, semakin tingginya jumlah pohon apel di Malang ternyata para petani harus siap menghadapi berbagai serangan hama dan penyakit. Ada beberapa hama yang dapat diatasi tetapi adanya penyakit yang terus menyerang secara bergantian memengaruhi jumlah produksi buah ini. Bahkan produksinya pernah menurun hingga 50% karena serangan tersebut. Meskipun begitu, kejayaan Malang sebagai produsen apel terus dikenang sehingga membuatnya tetap menyandang nama kota Apel.
Nah, sekarang kamu sudah tahu sejarah kota Malang yang dikenal juga sebagai Kota Apel. Selain sejarahnya, kota Malang menawarkan berbagai tempat wisata menarik dan kuliner yang tidak kalah enak dengan tempat lain. Bagi kamu yang sedang merencanakan liburan ke malang, jangan lupa mencoba 3 menu sarapan wajib coba saat ada di Malang, yo. Sampai ketemu di artikel wisata lainnya.