Apa yang kamu jadikan acuan sebagai waktu mengganti oli sepeda motor kesayanganmu? Pasti banyak yang akan menjawabnya dengan kilometer. Bahkan, buku manual juga menyarankan untuk melakukan ganti oli motor secara teratur ketika kilometer sudah mencapai angka tertentu.
Hal tersebut memang tidak salah. Namun, tahukah kamu bahwa ternyata untuk penggunaan motor di area macet, seperti Jakarta, sangat tidak disarankan menggunakan kilometer atau jarak tempuh sebagai acuan ganti oli motor. Kenapa begitu ya?
Sebab, pada saat motor kamu sedang bermacet-macetan dalam kondisi diam, mesin akan tetap bekerja meskipun kondisinya idle. Artinya, oli tetap bersirkulasi untuk melumasi mesin yang bekerja. Namun, motormu tidak bergerak yang artinya tidak ada penambahan jarak tempuh.
Coba bayangkan jika setiap hari kamu mengalami hal ini pagi juga sore saat menuju dan pulang kerja. Misalnya jarak dari tempat tinggalmu ke kantor hanya 3 km tetapi kammu harus menempuh perjalanan cukup lama karena macet. Jika kamu mengandalkan jarak tempuh sebagai acuan ganti oli, artinya kamu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mencapai jarak tempuh yang dibutuhkan. Sementara mesin dan oli motormu harus terus bekerja keras setiap hari.
Tidak hanya itu, ketika berada dalam kemacetan merayap, artinya kamu akan sering melakukan stop and go. Padahal, mesin dan oli bekerja sangat keras ketika baru mulai jalan setelah dalam kondisi berhenti. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan kualitas oli menjadi lebih cepat turun.
Hal lainnya yaitu, mesin yang terus bekerja dalam kondisi macet akan menyebabkan peningkatan suhu. Dalam suhu tertentu, oli akan menguap sehingga jumlahnya semakin berkurang. Tentu saja, penguapan ini tidak terjadi secara besar-besaran, tetapi perlahan. Meskipun begitu, tetap saja harus diwaspadai.
Lalu, kapan waktu tepat mengganti oli untuk motor dalam kondisi seperti ini?
Mudah kok. Kamu tinggal periksa level oli motormu dan pastikan masih berada pada level yang seharusnya (di atas batas maksimal). Kemudian, cobalah teteskan oli pada ujung jari dan tempelkan jari lain pada tetesan oli tersebut. Ini ditujukan untuk mengecek tingkat kekentalannya. Jika kamu merasa cairan oli masih cukup kental, maka tidak masalah jika digunakan kembali.