Antarktika adalah benua di Kutub Selatan Bumi yang tidak berpenghuni tetap dan sepenuhnya tertutup oleh salju. Meski begitu, benua terluas kelima di dunia ini kerap dipadati oleh para peneliti yang datang dari puluhan negara di dunia. Apa yang peneliti-peneliti tersebut lakukan di sana? Bagaimana pula cara mereka bertahan hidup di wilayah dengan cuaca yang keras itu?
Yuk, cari tahu jawabannya dalam kelanjutan artikel ini!
Proyek penelitian di Kutub Selatan
Operator tur Oceanwide Expeditions mengungkap bahwa saat ini terdapat 70 stasiun penelitian permanen yang tersebar di seluruh benua Antarktika. Puluhan pangkalan tersebut mewakili 29 negara dari setiap benua di muka Bumi. National Geographic mengatakan, jumlah ilmuwan yang melakukan penelitian di benua ini bervariasi sepanjang tahun; dari sekitar 1000 orang di musim dingin hingga sekitar 5000 orang di musim panas.
Masih menurut National Geographic, ribuan peneliti tersebut datang dari berbagai latar belakang ilmu untuk mempelajari wilayah Antarktika yang unik sekaligus indikator perkembangan Bumi dan dunia secara keseluruhan. Sebagai contoh, para geograf datang ke Antarktika untuk memetakan permukaan benua terdingin dan terasing di dunia, para ahli meteorologi mempelajari pola iklim Bumi, sementara ahli klimatologi melacak sejarah Bumi lewat inti es dari lapisan es asli Antarktika.
Ada juga ahli biologi yang datang untuk mempelajari perilaku hewan-hewan endemik Antarktika, astronom yang melakukan pengamatan luar angkasa dari Antarktika, sampai ahli astrobiologi yang mempelajari kemungkinan adanya kehidupan di luar atmosfer Bumi.
Kehidupan para peneliti di Antarktika
Lantas, bagaimanakah para peneliti itu bisa bertahan hidup di Antarktika yang jauh dari kehidupan manusia lainnya?
Dilansir dari situs resmi National Geographic, kehidupan para peneliti di Antarktika itu berpusat di Stasiun McMurdo, di ujung selatan Pulau Ross; sebuah wilayah yang diklaim oleh Selandia Baru. Bisa dibilang, Stasiun McMurdo adalah “pusat kota” benua ini. Soalnya, di sinilah berkumpul lebih dari 80 bangunan yang mendukung operasi stasiun, konstruksi, pemeliharaan, serta kehidupan sehari-hari para peneliti.
Di Stasiun McMurdo jugalah terdapat fasilitas laboratorium dan penelitian kelas dunia, pemadam kebakaran, asrama, toko, hingga satu-satunya ATM di Antarktika. Oleh karena itu, sumber kehidupan para ilmuwan di benua ini bermula di Stasiun McMurdo.
Setahun sekali, kapal kargo akan membawa lebih dari 5 juta kilogram peralatan dan perbekalan; mulai dari truk dan traktor, makanan kering dan beku, hingga peralatan ilmiah. Jadi, semua ilmuwan yang hidup di dataran es tersebut harus bisa menjalani hidup dengan bekal yang dipasok hanya setiap musim panas tersebut.
Cuaca ekstrem dan dataran putih penuh salju juga menciptakan keheningan yang begitu pekat. Menurut laman Insider, para peneliti yang baru menginjakkan kaki di benua ini harus beradaptasi keras dengan kedua tantangan besar tersebut. Walau begitu, mereka jarang hidup sendirian. Sebab, para peneliti itu hidup, tidur, makan, dan bekerja secara berkelompok di basis-basis penelitian kecil yang tersebar di benua itu.
Satu hal yang pasti, hidup—apalagi sebagai seorang peneliti—di Antarktika membuat pekerjaan sehari-hari bisa jadi lebih menantang. Meski demikian, para peneliti di sana sangat menghargai setiap waktu, tenaga, dan upaya yang mereka habiskan di dataran es tersebut.